logo boleh merokok putih 2

Asap Sang Grandmaster

asap-sang-grandmaster

Rokok adalah kelengkapan yang nyaris tidak pernah lepas dari keseharian Grandmaster legendaris spesialis catur menyerang dengan pengorbanan-pengorbanan bidak yang begitu khas seperti Mikhail Tal, juara catur dunia tahun 1960 (Wafat 1992)

[dropcap]H[/dropcap]anya di dalam olahraga Catur lah rokok bisa mendapatkan tempat yang pantas, bahkan merokok dan para Grandmaster adalah dua hal yang punya sejarah hubungan yang spesial dan panjang seiring perjalanan Catur itu sendiri.

Bisakah anda bayangkan seorang pelari marathon berlari sambil merokok. Dalam imajinasi yang paling liar sekalipun jawabannya tentu “tidak!” Rokok dan Olahraga (terjemahan dari -sport ) adalah dua hal yang tidak mungkin untuk didamaikan kecuali dalam satu bidang olahraga yakni Catur. Tulisan ini tidak bermaksud memperdebatkan apakah catur layak dihitung sebagai bagian dari olahraga. Faktanya catur adalah olahraga yang dipertandingkan dalam olimpiade dan itu sudah cukup untuk menempatkannya sebagai olahraga yang sah.

Lubomir Kavalek, Grandmaster dari Amerika Serikat yang berasal dari Chekoslovakia, yang juga seorang jurnalis pernah menulis di Huffington Post yang dia beri judul Chess In Clouds of Smoke, yang terjemahan bebasnya adalah Catur Di Dalam Kepulan Asap Rokok.

Kavalek mempunyai seorang kawan sekaligus kompetitor Grandmaster dari Belanda yang juga seorang perokok berat, Jan Hein Donner. Saat Kavalek bertemu Donner dalam sebuah pertandingan catur, bidak-bidak di papan catur seperti hilang ditelan kepulan asap rokok yang begitu ilusif. Kavalek melukiskan bahwa asap rokok mampu memberikan ketenangan bagi syaraf yang tegang saat memikirkan langkah yang terbaik saat bermain catur bahkan bisa menjadi stimulus untuk memunculkan langkah-langkah yang bagus.

Kavalek berpendapat bahwa para pecatur, atlet olahraga mental yang kadang kala begitu keras saling menghabisi antara yang bertarung, untuk tampil tanpa kepulan asap dari rokok sigaret, cerutu, pipa cangklong dan tentu saja kretek adalah sesuatu hal yang (mungkin) tidak bisa dimaafkan. Rokok adalah kelengkapan yang nyaris tidak pernah lepas dari keseharian Grandmaster legendaris spesialis catur menyerang dengan pengorbanan-pengorbanan bidak yang begitu khas seperti Mikhail Tal, juara catur dunia tahun 1960 (Wafat 1992). Dalam salah satu potongan footage video pertandingan catur tidak resmi antara Tal versus Karpov yang ditayangkan di Youtube tampak Tal dengan sorotan mata khasnya menenteng sigaret di tangan menunggu Karpov melakukan langkahnya.

Rokok juga sangat identik dengan Grandmaster Victor “The Terrible” Korchnoi yang masih satu angkatan dengan Mikhail Tal, yang dalam perjalanannya tidak pernah beruntung untuk menjadi juara dunia catur sekalipun semua Grand Master papan atas notabene bisa dia kalahkan. Asal tahu saja Korchnoi saat ini adalah Grandmaster yang tercatat paling tua yang bertarung catur kompetitif. Belakangan karena kesehatan Korchnoi sudah istirahat dari catur kompetitif. Saat ini dia sudah menginjak usia 84 tahun. Tahun 2011 lalu Korchnoi masih bisa menundukan pecatur yang saat ini berada di peringkat dua dunia Fabiano Caruana dari Amerika Serikat.

Tal dan Korchnoi adalah bagian dari generasi Sekolah Catur Sovyet era 50-an yang melahirkan banyak Grandmaster legendaris. Sebut saja juara dunia catur dari tahun 40-an hingga 90-an semuanya direbut oleh anak didik Sekolah Catur Sovyet, Botvinik, Smyslov, Tal, Petrosian, Spassky, Karpov, dan Kasparov hanya mampu diselingi oleh anak ajaib yang bernama Bobby Fischer dari Amerika Serikat pada tahun 1972.

Tentu saja saat ini Grand Master dengan rokok dalam pertandingan kompetitif sudah tidak lazim. Berbagai standar peraturan bermain catur sudah berkembang dengan aturan-aturan yang boleh dikata lebih konservatif yaitu mendekatkan pada perspektif kesehatan, yang hal itu sebenarnya belum tentu memiliki korelasi secara negatif dengan kualitas pertandingan olah raga senam otak.

Sebaliknya, dalam sejarahnya Grandmaster Catur mungkin lebih dari separuh yang muncul sebagai Grand Master legendaris justru adalah orang-orang yang menikmati kenikmatan produk olahan tembakau sebagai ‘mitra’ paling praktis dan pas dengan pengerahan kemampuan otaknya. Sebutlah sejak akhir abad 19, niscaya deretan Grand Master pecinta rokok akan muncul dari jaman ke jaman. Sebut saja, nama William Steinitz (1886), Henry Pillsbury (1899), Emanuel Lasker (1907), Alexander Alekhine (1927, 1937), Jose Raul Capablanca (1921), Mikhail Botvinnik (1954,1958, 1961), Mikhail Tal (1960), Boris Spassky (1969). Belum lagi kalau disebutkan nama-nama Grand Master legendaris lain seperti Reshevsky, Vidmar, Bogoljubow, Colle, Janowsky, Marshall, Schlechter, Tarrasch dan Teichmann. Bahkan pada jamannya antara tahun 30-an hinga 50-an iklan-iklan rokok sering menyertakan para Grand Master Catur sebagai representasi paling pas dari produknya.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Yul Amrozi

Yul Amrozi

Peneliti sosial yang hobi orek tempe dan gemar naik kereta api.